JIka pada kamera DSLR menggunakan mekanisme cermin untuk memantulkan cahaya ke jendela bidik atau meneruskannya langsung ke sensor kamera, sedangkan untuk kamera mirrorless tidak memiliki mekanisme cermin seperti itu (karena itu namanya mirrorless), yang artinya adalah cahaya melewati lensa dan berhenti pada sensor gambar. Karena cahaya tidak lagi dipantulkan pada jendela bidik optik (OVF), kamera mirrorless biasanya mengandalkan penglihatan elektronik (EVF) dan LCD yang pada dasarnya memproyeksikan apa yang dilihat oleh sensor gambar. Karena kurangnya mekanisme cermin dan jendela bidik optik, kamera mirrorless dapat dibuat lebih sederhana, lebih ringan dan lebih kecil jika dibandingkan dengan kamera DSLR.

Di bawah ini adalah ilustrasi yang menunjukkan perbedaan antara DSLR dan kamera mirrorless :

Seperti yang Anda lihat, bila dibandingkan dengan kamera mirrorless, DLSR memiliki lebih banyak komponen pada bagian dalam kameranya. Selain mekanisme cermin yang kompleks, ada layar fokus, lensa kondensor, pentaprism/pentamirror, dan komponen lain seperti cermin sekunder dan sensor pendeteksi autofokus yang ada pada kamera DSLR.

Bagaimana cara kerja Kamera Mirrorless?

Sebaliknya, kamera mirrorless secara mekanik jauh lebih sederhana – cahaya melewati lensa (#1) langsung ke sensor gambar (#4) dan jendela bidik optikal diganti dengan jendela bidik elektronik (#9) yang mereplikasi sensor gambar. Dalam operasi normal, rana kamera mekanis (#3) tetap terbuka dan biasanya hanya digunakan pada akhir paparan. Karena kurangnya cermin dan pentaprisme, jarak flange (yang merupakan jarak antara mounting lensa dan sensor gambar) pada kamera mirrorless dapat diperpendek, seperti ditunjukkan pada ilustrasi di atas. Karena itu, sebagian besar body kamera mirrorless lebih tipis dan lebih ringan dibandingkan dengan kamera DSLR.

Kamera mirrorless memiliki banyak keunggulan dibandingkan kamera DSLR. Selain berat yang jauh lebih ringan dan besarnya dari body kamera itu sendiri, penggunaan jendela bidik elektronik dapat membawa banyak manfaat bagi fotografer. Karena semuanya ditiru persis langsung dari sensor gambar, pengaturan kamera seperti white balance, saturasi dan kontras dapat dilihat melalui jendela bidik secara langsung dan informasi tambahan seperti live histogram dapat dilihat pada jendela bidik, yang memungkinkan fotografer untuk dapat melihat dengan jelas gambar yang akan mereka ambil. Ketika dikombinasikan dengan sistem pendeteksi autofokus, kita dapat memanfaatkan kemampuan untuk memperbesar subjek memilih fokus, dengan menggunakan fokus peaking, deteksi wajah, dan fitur canggih lainnya untuk memastikan fokus didapatkan secara tepat pada setiap foto. Saat memotret dalam kondisi siang hari, seseorang dapat menggunakan jendela bidik elektronik untuk meninjau gambar, alih-alih mengandalkan LCD belakang kamera.Pada saat yang sama, kamera mirrorless memiliki beberapa kelemahan. Pertama, jendela bidik elektronik hanya dapat aktif ketika kamera dihidupkan dan ada tenaga yang diberikan ke sensor gambar, yang tentunya mempengaruhi ketahanan baterai kamera. Kedua, jendela bidik elektronik memiliki keterlambatan yang cukup terlihat, ada blackout dan kontras warna yang tinggi, yang dapat menyulitkan beberapa fotografer untuk terbiasa. Dalam hal autofocus, meskipun model kamera mirrorless terbaru bisa sangat cepat dan akurat, mereka masih tidak bisa terlalu cepat ketika memotret aksi dengan gerakan yang cepat, terutama dalam situasi cahaya rendah.

Ini adalah cara sederhana untuk menjelaskan tentang cara kerja kamera Mirrorless. Kami akan lanjutkan lebih detail perbandingan antara kamera DSLR dengan kamera Mirrorless. Tunggu lanjutannya ya guys..

~@feliciamayasari